Air Minum merupakan salah satu kebutuhan utama manusia yang wajib dipenuhi setiap hari. Hidrasi penting bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sehingga manusia disarankan mengonsumsi hingga 2 liter air bersih setiap hari.
Untuk mempermudah konsumsi air bersih manusia, muncul produk-produk Air Minum dalam Kemasan yang dijual bebas di pasaran.
Namun, tahukah kamu, bahwa Air Minum memiliki berbagai jenis yang berbeda-beda? Lantas, bagaimana menentukan air minum yang tepat untuk dikonsumsi? Yuk pelajari di artikel ini!
Baca juga: 3 Jenis Sumber Air yang ada di Dunia
Air Minum dalam Kemasan (AMDK)
Air Minum dalam Kemasan atau biasa disingkat sebagai AMDK merupakan air yang telah diproses tanpa bahan pangan atau bahan tambahan lainnya yang kemudian dikemas serta aman untuk diminum.
AMDK melalui beberapa proses tertentu sebelum dikemas, seperti filtrasi, distilasi, deionisasi, purifikasi, dan lain-lain yang dilakukan untuk menyaring air agar layak diminum.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010, terdapat beberapa persyaratan air minum yang baik, yakni:
- Tidak berasa
- Tidak berbau
- Tidak berwarna atau jernih
- Tidak tercemar atau mengandung zat berbahaya, seperti:
- Cemaran Mikroba (seperti bakteri E. coli)
- Cemaran Fisik (seperti tanah atau pasir)
- Cemaran Pestisida
- Cemaran Logam Berat (seperti merkuri atau timbal)
- Cemaran Kimia lainnya (seperti nitrat)
Jenis-jenis Air Minum
Terdapat beberapa jenis Air Minum dalam Kemasan, yaitu:
Baca juga: Perbedaan PAM dan PDAM
Air Mineral
Air Mineral diperoleh dari sumber air alami atau sumber air bawah tanah. Air mineral diproses secara terkendali untuk menghindari pencemaran, dan memiliki pH 6 – 8,5.
Air mineral mengandung mineral yang larut dalam air, seperti magnesium, kalsium, dan zink. Mineral yang dikandung dalam air mineral merupakan mineral alami yang berasal dari sumber air alami, seperti pegunungan vulkanik. Mineral tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Air mineral merupakan jenis air kemasan yang paling umum beredar di pasaran. Bahkan, masyarakat sering menggeneralisir jenis AMDK sebagai air mineral, meski sebenarnya terdapat berbagai jenis AMDK lainnya.
Air Demineral
Air demineral adalah air yang tidak mengandung mineral atau mengandung mineral dalam konsentrasi rendah. Umumnya air demineral memiliki pH antara 5-7,5.
Sebelum dikemas, air demineral melewati proses pemurnian seperti distilasi dan deionisasi. Proses-proses tersebut dilakukan untuk menetralisir serta memurnikan air dari kandungan mineral.
Air demineral bermanfaat untuk menetralisir dan membersihkan mineral anorganik pada tubuh. Selain itu, air demineral tidak akan menambah kadar mineral anorganik dalam tubuh yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Namun, kekurangan mineral juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Air Oksigen
Air oksigen merupakan air yang memiliki kandungan oksigen dalam jumlah tinggi dan dapat berupa air mineral ataupun air demineral. Berbagai proses seperti reverse osmosis dilakukan meningkatkan jumlah oksigen.
Air mineral beroksigen memiliki pH 6,0 – 8,5, dan air demineral beroksigen memiliki pH 5,0 – 7,5. Meski begitu, belum ada bukti klinis yang menyatakan bahwa air oksigen lebih baik atau lebih buruk daripada air minum biasa.
Air Alkali
Air alkali merupakan air minum yang memiliki tingkat pH lebih tinggi dibandingkan AMDK biasa. Air ini memiliki pH 8 atau 9, jauh di atas air biasa yang rata-rata memiliki tingkat pH 6-7. Air alkali mengandung mineral alkali serta potensi reduksi oksidasi negatif.
Meski diklaim lebih sehat dari air biasa, namun air alkali juga dapat membahayakan tubuhnya. Mengonsumsi air alkali secara berlebihan dapat menyebabkan alkalosis atau berkurangnya kadar kalsium dalam tubuh.
Baca juga: Perbedaan PAM dan PDAM
Itu dia jenis-jenis AMDK! Kenali jenis-jenisnya dan pilih air yang paling cocok untuk konsumsi anda!
